Search

Kamis, 22 Juli 2010

Gelar Study Tour, Siswa Diajak Pahami Budaya Dan Alam Papua

Sumber: Ditulis oleh Administrator
Rabu, 08 April 2009

JUBI --- Memahami budaya dan Alam Papua tidak banyak dilakukan pelajar di Jayapura. Namun berbeda dengan SMANI dan SMP Bonaventura di Sentani. Meski bermandi peluh namun mereka tetap semangat mempelajari berbagai situssejarah melalui sebuah gelar Study Tour lingkungan.
Untuk meningkatkan kesadaran dan cinta terhadap lingkungan dan budaya, SMAN I dan SMP Bonaventura di Sentani,kamis pekan kemarin menggelar Study Tour Budaya dan Alam. Dalam Study Tour tersebut, puluhan siswa dari keduasekolah didampingi Tim Tour Guides Community (PaTGom) di Papua menjajaki berbagai nuansa budaya Bukit MegalitikTutari, di Kampung Doyo Lama dan mempelajari Tugu McArthur di Ifar Gunung selama sehari. Tak ketinggalan pulamelihat dari dekat pantai Kalkhote dan pembuatan sagu secara tradisional di daerah Kampung Harapan, Sentani.Dalam bagian perjalanan Study Tour ini, siswa juga diajak untuk menanam pohon di Kampung Harapan yang telahdisediakan oleh Yayasan Emereu Sentani (YES) Papua. Dalam proses penanaman itu, masing- masing siswa diwajibkan menanam satu pohon. Rudi Mebri, koordinator penanaman dari YES Papua saat ditemui JUBI mengatakan, bantuan bibit pohon tersebut diperoleh dari sebuah badan resmi yang peduli terhadap lingkungan di Mamberamo. Bibit pohon sebanyak 180 buah itu ditanam pada tiga lahan yang telah disediakan. Jarak antara satu dengan pohon yang lain adalah enam meter. Sebelumnya, bibit pohon tersebut ditanam di polybag. Setelah tumbuh setinggi kurang lebih setengah meter, bibit pohon tersebut kemudian dipindahkan ke tempat yang telah disediakan. Masing-masing pohon diberi label nama dari penanam yang diletakkan di bawah tanaman tersebut. "Bibit pohon yang ditanam ini adalah Merbau atau kayu besi dan Matoa. Sebanyak 180 pohon," katanya.Study Tour selanjutnya dijejaki dengan pendakian Bukit Ifar Gunung. Dilaksanakan untuk meningkatkan siswa agar peduli terhadap budaya dan alam. Puluhan siswa ini awalnya diajak mengunjungi beberapa situs bersejarah yang berada di Sentani, Jayapura. Batu "Dootomo" di bukit Megalitik Tutari, di Kampung Doyo Lama adalah salah satu tempat yang dituju. Konon menurut cerita, nenek moyang warga setempat dulunya sangat mensakralkan batu tersebut. "Dootomo" rupanya juga merupakan keterwakilan kehidupan keempat ondoafi atau "wakil rakyat" dari empat suku besar di Doyo Lama. Yakni suku Ebe, Pangkatana, Wali, dan Yapo. Keempat suku tersebut merupakan “tuan tanah” yang hidup di sana hingga kini. Untuk menuju ke “Dootomo”, pengunjung akan menapaki tangga yang sangat tinggi. Begitu pula dengan siswa dari kedua sekolah. Di sepanjang pinggiran tangga tersusun rapi pepohonan yang tumbuh enjaga batu hitam pekat itu. Tangganya dibuat dari semen dan bertrap-trap. Untuk ke sana, dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Suasana indah dan nyaman akan terasa seketika jika telah sampai ke puncak bukit. Pemandangan yang luar biasa juga akan disuguhkan bagi pengunjung yang datang. Yakni danau Sentani yang berwarna biru dikejauhan. Tak hanya itu, akan terlihat dengan jelas batu besar ldquo;Dootomo” setinggi kurang lebih 4 meter berwarna hitam di atas bukit itu. Dipagari dengan beton dan beratapkan seng. Sekitar lokasi batu itu berada tampak pula beberapa batu kecil sekililingnya. Batu-batu besar lainya yang ada ditempat itu diduga telah ada semenjak beratus-ratus tahun lalu. Andre Liem, salah seorang anggota Papua Tour Guides Community (PaTGom) di Papua, yang juga terlibat dalam kegiatan Tour tersebut, saat ditanyai JUBI mengatakan, situs tersebut merupakan salah satu bagian dari masa pra sejarah yang tak banyak diketahui dan dikenal orang. Sehingga dengan adanya kunjungan ini, siswa dapat mengetahui fungsi serta asal muasal adanya batu megalitik itu bagi warga setempat. Setelah dua jam berlalu diisi oleh sedikit pengetahun tentang Batu “Dootomo”, siswa kemudian dengan menumpangi sejumlah bus menuju Tugu McArthur. Tugu McArthur di daerah Ifar Gunung atau kunjungan McArthur Highlight and Lecture merupakan kisah unik bagi sejumlah siswa. Tak hanya diserahi pemandangan luar biasa dari puncak McArtuhr tapi juga kesejukan alamnya yang khas. Monumen McArthur merupakan simbol bangsa Amerika dan Angkatan bersenjata sekutu yang pernah berkuasa di Papua di bawah pimpinan Jenderal Douglas McArthur pada perang dunia II. Pada waktu itu, sang Jenderal membangun sebuah markas besar perang pasifik barat di Hollandia (sekarang Jayapura). Monumen tersebut dibangun untuk memperingati keberhasilan Jenderal McArthur dengan sumpahnya yang terkenal "saya akan kembali". Sumpah itu diukir rapi pada kaki monumen. Monumen ini berdiri di puncak bukit Pelwai Mogho pada ketinggian 325 meter di atas permukaan laut. Dibangun oleh masyarakat Sentani. Dari lokasi ini pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Sentani dari atasnya. Bangunan yang terletak 39 kilometer jauhnya dari Jayapura ini, dapat dijangkau dengan berbagai jenis kendaraan dalam waktu 35 menit. Cerita mengenai Monumen McArthur memang sangat menarik. Dikisahkan pada saat pembebasan Nieuw Guinea/Papua oleh tentara Sekutu yang berlangsung selama tiga bulan, dari 22 April sampai dengan 30 Juli 1944, kekuatan tentara Jepang di sepanjang pesisir utara dan barat Papua, saat itu dihajar habis-habisan oleh tentara Sekutu. Sekutu waktu itu menggunakan taktik perang “lompat katak”. Sama seperti pasukan Jepang yang memulai masuk Papua dengan mendaratkan pasukannya di Teluk Humboldt (sekarang Teluk Hamadi). Mac Arthur sendiri masuk ke Papua dengan mendaratkan pasukannya melalui Teluk Hamadi. Pasukannya berjalan kaki melalui Danau Sentani dan terus naik ke atas gunung. Mereka akhirnya membuat markas besar di Bukit Ifar Gunung. Dari sini Mac Arthur kemudian berperang merebut Sarmi, Sorong, Manokwari dan Fak-fak. Kedudukan tentara Sekutu di Hollandia dan sekitarnya makin diperluas. Mereka mendesak pertahanan tentara Jepang hingga lumpuh seluruhnya. Pada 6 Juni 1944, operasi militer tentara Sekutu berhasil merebut Hollandia dibawah pimpinan Jenderal Douglass McArthur. Hollandia kemudian oleh McArthur dijadikan sebagai General Head Quarter of the South West Pacific Area (Markas besar Pasifik Barat Daya), Pusat Allied Air Forces (Angkatan Udara sekutu), Pusat Tabloid Jubi Online http://www.tabloidjubi.com Powered by: Joomla! Generated: 16 April, 2009, 00:33 Allied Land Forces (Angkatan Darat Sekutu) dan The US “7? Fleet Recreation Centre di Ifar. Sejak pendaratan tentara Sekutu di Hamadi atau Depapre pada 22 April 1944 sampai dengan 6 juni 1944, korban dipihak Sekutu mencapai 3.332 prajurit tewas dan 1.057 luka-luka. Sedang korban di pihak Jepang sebanyak 3.332 prajurit tewas, 611 tawanan, 611 melarikan diri ke Sarmi, serta sisanya hilang. Hollandia selanjutnya oleh Mac Arthur dijadikan sebagai “Markas Besar Tentara Sekutu Wilayah Pasifik Barat Daya” atau “General Headquarter of The Southwest Pacific Area“. Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri I Sentani, Hawu Stephanus, S Pd, M.Pd dalam penyampaiannya mengatakan kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memadukan konsep kurikulum dan pelaksanaan materi pengembangan diri. Study tour ini melibatkan juga 5 orang guides profesional dari Papua dan sejumlah guru dari kedua sekolah. Dia berharap, dengan apa yang telah dilihat, siswa diharapkan dapat meningkatkan rasa pedulinya terhadap budaya yang ada di Papua. "Tour ini yang pertama kali dilakukan, sehingga kita berharap agar ada tindaklanjutnya, mungkin dengan pelaksanaan tour lanjutan ke berbagai tempat sejarah dan budaya lainnya yang ada di Jayapura," kata dia. (Musa Abubar/Jerry Omona) Tabloid Jubi Online http://www.tabloidjubi.com

Selasa, 20 Juli 2010

STUDY TOUR 26 MARET 2009

STUDY TOUR 26 MARET 2009
SAVE THE PEOPLE and FOREST of PAPUA

Setelah program ini kita survery tahun lalu dengan Code: ST/Prog.SL/PaTGom/001/2008, akhirnya kegiatan ini dapat terselesaikan sesuai yang kita harapkan sebagai proses pendidikan yang berkelanjutan ( sustainable education ) dalam penerapan pola pemahaman kePariwisataan dan kecintaan pada lingkungan hidup yang telah diterapkan dalam kegiatan bagi para siswa disekolah yaitu ; di SMA Negeri 1 Sentani dan SMP YPPK Bonaventura-Sentani . Kegiatan ini juga kami lakukan sebagai agenda umum yang diawali dalam kampanye: ”Selamatkan manusia dan hutan Papua” dengan dukungan penuh dari lembaga Foker LSM bersama stakeholder lain, terutama pihak Yayasan Emereuw Sentani ( YES Papua ) dalam proses penerapan kegiatan penanaman pohon di kawasan bukit Kampung Harapan. Adapun kegiatan ini telah kami lakukan sbb:
Proses persiapan: Secara formalitas ada upacara pelepasan dihalaman sekolah, dengan doa,ada laporan dukungan dana oleh penanggung jawab: Agustha Kopeuw, lalu menyanyikan lagu Padamu Negeri, dan wejangan dari Kepala Sekolah SMAN 1 Sentani sekaligus melepaskan kegiatan Study Tour ke lokasi obyek wisata yang didukung oleh Guru pembimbing John Halatu, Ruth Elsie, satu pegawai administrasi, Team PMR SMAN 1:7 orang dan didokumentasikan oleh 2 crew Tabloid Jubi.
Perjalanan dari Sekolah ke Doyo Lama, mengunjungi Situs Megalitic Tutari.. Dengan mengunakan 5 Bus, dimana ada 2 Bus untuk murid SMA dan 3 Bus untuk murid SMP yang dibimbing oleh Team PaTGom pada Bus 1 yaitu : Andre Liem bersama 15 murid SMA, Bus 2 yaitu: Andreas Nduru bersama 12 murid SMA, Bus 3 yaitu : Henky Ibo bersama 24 murid, Bus 4 yaitu: Nicky Mehue bersama 23 murid SMP dan Bus 5 yaitu : Agus Kale’e bersama 24 murid SMP. Dan satu kendaraan operasional serbaguna yang dikendarai oleh : Herry Wondiwoy dan asisten ; Ney Wenda.
Perjalanan dari Situs Tutari ke Ifar gunung, mengunjungi Tugu McArthur. Ada Hans Yambeyabdi sebagai local interpreter yang siap disana. Ada makan siang yang diatur oleh Charles Toto dan Esther sebagai asisten dan dibantu oleh ibu-ibu Kelompok Kuliner di RT Hena–Ifar gunung yang dibentuk oleh PaTGom. Tetapi proses pembelajaran kepada siswa sekolah untuk menu makan siang dan snack sore tidak sempat diterapkan berhubung keterlambatan dana.
Perjalanan dari Tugu McArthur ke kampung harapan. Dengan melakukan jalan kaki atau trekking mengikuti punggung gunung 1 jam 10 menit. Team YES Papua sudah mempersiapan penanaman pohon yang dipimpin oleh : Rudy Mebri. Ada kendala kesehatan pada seorang murid SMP tetapi hal ini dapat diatasi oleh pihak Palang Merah Remaja yang sekaligus mempraktekan tugasnya secara handal. Akibat hal ini ada keterlambatan waktu.
Perjalanan dari Kampung Harapan ke Kalkhote,lokasi Festival Danau Sentani
Dengan mengendarai Bus.Tidak sempat melakukan kegiatan pungut sampah tetapi sempat juga membuat dokumentasi dengan spanduk, lalu sisa waktu yang ada para siswa menyaksikan proses tahap akhir pembuatan sagu yang dilakukan oleh Atha Ohee dan keluarga,sebagai pengenalan awal untuk kurikulum lanjutan bagi program berikut dengan kriteria : Study Tour by Boat at Sentani Lake (Code:ST/Prog.SL/PaTGom/002/2009). Wejangan dan pesan oleh Team PaTGom dan YES Papua serta guru pembimbing lalu ditutup dengan doa. Honomi Fokha.
Ditulis oleh : Andre Liem

Sekapur Sirih

Dari Program Traveling sampai Tourism Goes to School

Rupanya pengembangan Pariwisata di Papua masih tersendat-sendat berhubung strategi pemahaman belum mencapai ke tingkat implementasi yang jelas. Hal ini merupakan api dalam sekam bila terus menerapkan metoda yang selama ini baku tanpa mempedulikan muatan lokal dalam suatu pengembangan obyek wisata, dan kendala ini kurang dipahami oleh siapapun karena ada kehampaan dalam ruang kosong itu, dan disayangkan bila diambil alih oleh tangan-tangan yang tidak jelas. Berarti bagaikan satu ember yang diisi dengan air tetapi tidak akan pernah penuh karena ternyata ember yang dipakai itu bocor terus sehingga airnya merembes kemana-mana ,tanpa ada yang bertanggung jawab untuk menampungnya.
Problematika ini menjadi dilematis dalam pengembangan Pariwisata ditanah Papua bila pengembangan SDM Papua tidak bisa mencapai titik pemahaman standart yang harus melewati proses pengembangan Pariwisata berkelanjutan,yang nyatanya harus melewati proses jangka panjang. Maka kami mencoba dengan pemikiran awal ketika itu ada kurikulum ekstrakurikuler tahun 2008 di SMA Negeri 1 Sentani dalam bentuk “Program Traveling” dimana siswa diberi pemahaman Pariwisata lewat kegiatan paket wisata yang ada disekitar Kabupaten Jayapura . “Ucapan Terima Kasih” kami haturkan kepada seorang guru, sdri. Agustha H. Kopeuw yang telah membuka diri kepada Papua Tour Guides Community atau PaTGom untuk memulai pemikiran ini dimana tanpa mempedulikan honor atau layaknya tenaga sukarelawan, kami telah berbuat sesuatu dan tahun ini dengan Khenambay Education Center (Khenambay English Course/LKP Khenambay) yang dirintis secara rutin oleh sdr. John Hallatu untuk konsentrasi pemahaman English Guiding Lesson sehingga hal ini diharapkan menjadi pedoman bahwa “Tourism Goes to School” yang telah kami terapkan dalam mendukung Festival Danau Sentani 2010 di Kabupaten Jayapura dapat menjadi indikator pemahaman dan pengembangan wisata sesuai dengan karakter obyek wisata di tempat lain di Papua.
Sertifikasi sebagai Escort PaTGom telah diberikan atas nama Ketua Panitia FDS ke-3 yaitu Ir.Anna Saway. Dimana pelatihan secara serius dengan metoda pengalaman bertahun-tahun dilapangan serta kolaborasi potensi muatan lokal oleh para narasumber PaTGom dan Asita, telah kami terapkan pada tanggal 10 sampai 14 Mei. Dimana tanggal 15 Mei kami lakukan Sentani Overland Tour dengan Bus dari BPKB Provinsi Papua di Sentani – Situs Tutari Doyo – Tugu McArthur Ifar Gunung – Trekking ke Kampung Harapan – Kalkhote, dan dilanjutkan kembali pada 28 Mei 2010 sekaligus Launching paket wisata Sentani Lake Tour dengan KM Onomi yang dilalui dari Pantai Toware – Donday – Abar – Ifale – Asey – Pantai Kalkhote.
Adapun pengembangan bidang kuliner bagi pemberdayaan masyarakat telah kami terapkan di kampung Abar sebagai titik pemberhentian untuk makan siang dalam paket wisata Danau Sentani. Berhubung didalam kegiatan PaTGom, kami telah merintis pemahaman Pariwisata lewat Papua Jungle Chef Community atau PJCC yang dikelola oleh sdr.Charles Toto maka dengan demikian menu-menu lokal yang pernah dihidangkan akan menjadi acuan bagi proses pembelajaran di sekolah juga, terutama Escort PaTGom.
Diharapkan juga Tourism Goes to School dapat menjalinkan interaksi disegala aspek antara masyarakat empunya obyek wisata, pemerintah dan Escort PaTGom sebagai komunitas anak-anak sekolah yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan mendalami implementasi tehnik Pramuwisata dan etika yang diajarkan oleh PaTGom sejak dini, niscaya dapat memberi kontribusi terciptanya titik-titik potensial obyek wisata yang dapat membuka peluang adanya pengembangan paket-paket wisata baru di Papua. Kiranya hal ini hanya sebagai penjelasan awal untuk mengisi situs kami tourismgoestoschool.blogspot.com, dalam memenuhi kegiatan yang telah kami terapkan dan berjalan secara alamiah menurut instink yang kira-kira demikian adanya. Kiranya juga sebagai manusia dan keterpanggilan sebagai anak-anak negeri yang mencintai tanah Papua bila dipupuk dari awal akan tercipta bibit dan bobot SDM Pariwisata yang handal dan kelak mereka akan berdiri digaris depan untuk menciptakan nilai-nilai keberpihakan dalam dunia Pariwisata di tanah Papua, negeri yang kaya raya tetapi penuh dengan segala misteri yang masih terpendam. God Bless Papua. ( Andre Liem )