Search

Selasa, 12 April 2011

Papua Memiliki Potensi Pariwisata yang sangat Menjanjikan

Claudia Lang
Painting of Anambhuru on their faces to be close with the nature

Papua Memiliki Potensi Pariwisata Yang Sangat Menjanjikan

Oleh Claudia Lang, Augsburg-Germany

Penulis artikel ini telah mengunjungi Tanah Papua dan pulau-pulau lain di Indonesia secara regular selama 15 tahun terakhir dalam kegiatan memandu para wisatawan manca Negara mengunjungi obyek-obyek wisata di Nusantara, dan Papua adalah sebuah daya tarik yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata primadona di Tanah Air.

Ada 4 step/langkah yang diperlukan dalam membangun Pariwisata di Papua:

1. Workshop—Mendirikan ‘Pilar-pilar Pembangunan (Pariwisata)’

2. Mengumpulkan Informasi—Membangun jaringan-jaringan kedalam (internal)

3. Membenahi Kelemahan / Kesenjangan — Membangun jaringan-jaringan keluar (external-outbound)

4. Promosi — Saling Memberi dukungan

Pada Step 1, kelompok orang-orang yang selama ini dan yang akan terlibat dalam dunia Pariwisata harus duduk bersama dalam sebuah lokakarya/workshop antara lain:

1. Perwakilan dari masyarakat kampung yang menjadi obyek / tujuan wisata

2. Para Pemandu wisata dan Biro Perjalanan Wisata

3. Pemilik / Pimpinan Hotel, Restoran, Perusahaan Jasa Transportasi / penyedia transportasi

4. Para pemimpin / pemerhati kebudayaan dan / atau kelompok / perkumpulan tradisional

Disini semua kepentingan harus terwakilkan secara semestinya. Para perwakilan ini harus membentuk suatu kelompok “Pilar-Pilar Pembangunan Pariwisata”. Dari sinilah kebijakan-kebijakan Pembangunan pariwisata di masa depan akan dilahirkan. Bila memperhatikan pembangunan Pariwisata di Negara-negara lain, juga hasil-hasil penelitian yang telah dibuat oleh organisasi-organisasi baik pemerintah dan non pemerintah, dan juga universitas-universitas yang peduli akan pembangunan pariwisata di daerahnya masing-masing, maka ada dua jenis/istilah pariwisata yang sangat popular untuk di kembangkan yaitu: Eco-Tourism (Eko-Wisata) dan Sustainable Tourism (Pariwisata yang berkelanjutan). Keduanya banyak kali menjadi satu unit yang sulit untuk di pisahkan dan telah memacu laju pertumbuhan pembangunan Pariwisata di banyak tempat; dan Tanah Papua adalah tempat yang sangat potensial untuk mengimplementasikan kedua jenis pariwisata tersebut. Keduanya dapat menjadi pilar yang sangat kuat untuk menopang pembangunan Pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan karena memperhatikan aspek-aspek konsevasi dan perlindungan alam.

Bilamana “Pilar-pilar Pariwisata” telah terbentuk, maka saatnya memulai kegiatan awal yaitu Mengumpulkan Informasi akan

1. Obyek-obyek wisata yang potensial (alam, budaya, agrikultur, olahraga dll)

2. Para pemandu yang ada dan Operator wisata (baik masih aktif maupun kurang aktif)

3. Fasilitas-fasilitas penginapan, restoran, menyelam dan transportasi

4. Calender/waktu event-event budaya dan musim-musim seperti musim panen, olahraga, musim kawin burung cenderawasih dll

5. Departement pemerintah dari berbagai level yang turut terlibat dalam perijinan dan peraturan dan perencanaan pembangunan daerah dll

Dengan terkumpulnya informasi yang dibutuhkan, maka perlu di bentuk suatu jaringan yang menyatukan semua perwakilan yang disebutkan pada Step 1 untuk saling menopang dan memberi sebagai implementasi dari “Pilar-Pilar Pariwisata” sekaligus berbagi informasi dan pengetahuan. Kemungkinan diperlukan juga membentuk team-team yang berkosentrasi lebih khusus pada aspek-aspek tertentu. Setelah segala informasi dikumpulkan dan jaringan di tingkat local telah terbentuk, maka kita akan masuk pada :

Step 2 dan 3: Bagian ini sangat krusial sebab kemungkinan akan menguras banyak waktu dan energi untuk mengidentifikasi apa dan dimana terdapat kesenjangan/kelemahan. Bisa saja sebagai contoh: kurangnya pemandu wisata yang mahir berbahasa asing dan menguasai informasi obyek wisata tertentu, dan juga kurangnya penguasaan akan informasi tentang isu lingkungan hidup dan alam serta flora dan fauna, juga kurangnya fasilitas pelatihan yang berhubungan dengan petualangan alam seperti panjat tebing dll. Namun itu dapat menjadi lebih rumit lagi seperti pengimplentasian aturan-aturan tentang perumahan, bisnis, perlindungan kemanusiaan dan alam atau kurangnya sarana transportasi yang menghubungkan satu obyek wisata dengan yang lainnya. Di sini kemungkinan akan lebih efektif apabila membentuk jaringan-jaringan secara nasional maupun internasional. Operator-operator wisata manca Negara, organisasi-organisasi non pemerintah, dan universitas-universitas dapat menunjang dan saling melengkapi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada. Perlu juga disadari bahwa ketertarikan/selera wisatawan manca Negara akan obyek wisata serta apa yang mereka harapkan untuk dinikmati di suatu obyek/tujuan wisata di Papua kemungkinan sangat berbeda dari wisatawan Indonesia. Oleh karenanya perlu di memperhatikan kedua sisi yang kemungkinan berbeda ini dalam mengelola Pariwisata Papua ke depan.

Step 4 adalah puncak yang tiada akhir! Dengan terhimpunnya semua materi, berkumpulnya semua yang berkepentingan dengan suatu pandangan yang jelas tentang apa yang akan dikembangkan, maka saatnya untuk mempromosikan Papua sebagai satu tujuan wisata. Tentu saja ada beribu-ribu tujuan wisata yang dijual di pasar wisata dunia. Namun Papua harus menunjukan identitasnya yang khas yang menampakan perbedaan dari daerah tujuan wisata lain dan hanya ada satu papua di planet ini. Pantai, gunung, hutan tropis dan sungai yang indah bukanlah hal yang sangat istimewa sebab terdapat juga di daerah lain selain Papua, tetapi yang unik adalah Manusia dan budayanya serta flora dan fauna yang endemic/ hanya terdapat di Papua. Lebih dari 350 suku bangsa di Papua, semuanya adalah daya tarik yang istimewa baik bahasanya, budayanya, arsitektur dan cara hidupnya. Kemudian Taman laut Raja Ampat, Burung Cenderawasih, Anggrek dan tumubh-tumbuhan lain. Kombinasi dari semua kekhasannya ini melahirkan suatu yang istimewa bagi pariwisata di Papua yang tiada akhir. Terlalu banyak untuk di lihat wisatawan, dan terlalu banyak hal–hal baru untuk di temukan. Tanah Papua adalah istimewa dan sudah seharusnya kita yakinkan kepada wisatawan.

Sudah saya uraikan diatas bahwa step 4 ini akan diupayakan secara terus menerus, tidak hanya sampai pada presentasi baik lewat pkonfrensi-konfrensi, artikel-artikel dan brosure-brosur saja, tetapi promosi pariwisata ini akan saya uraikan lebih dalam lagi pada salah satu artikel saya yang akan dating setelah ini. Ini bagaikan mengendarai sepeda, dimana kita berhenti mengayuh maka hanya sampai di situlah yang dapat kita capai. Karena itu usaha dan dukungan yang berkesinambungan secara terus-menerus dibuthkan. Pertukaran informasi akan tujuan/ obyek-obyek yang baru, perkembangan baru, publikasi terbaru, iven-iven yang baru, dan tempat tempat menarik yang baru di temukan akan terus menghidupkan jaringan-jaringan Pariwisata di Papua sehingga akan muncul ide-ide baru yang akan mempercepat laju perkembangan Pariwisata Papua secara berkelanjutan.

This article is dedicated to my beloved brother in memoriam : Yance Wenda who had handled the job as a Cook on my journeys in Papua

( Claudia Lang, representative of PaTGom in Augsburg – Germany )