Search

Report


Paket Wisata Danau Sentani bersama rombongan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jayapura, tanggal 3 Juli 2010
1.1 Latar Belakang
Keseriusan dalam menindak lanjuti paket wisata danau Sentani yang telah dipromosikan pada pelaksanaan FDS III yang lalu pada 19-23 Juni 2010 untuk menjadi paket wisata reguler di kabupaten Jayapura sebagai program wisata yang berkelanjutan kian nyata. Seiring Berlalunya FDS III, berbagai upaya untuk merealisasikan hal tersebut pun dilakukan. Salah satunya yaitu dengan mengadakan sebuah perjalanan Paket Wisata Danau Sentani atau SLT/FDS-04/PaTGom/2010 pada tanggal 3 Juli 2010 yang diikuti oleh Pimpinan SKPD di lingkungan pemerintah Kota Jayapura dan rombongan.       
Diantaranya Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jayapura yaitu Bapak Evert Merauje. Tujuan dilaksanakannya Program Paket Wisata Danau Sentani ini antara lain, sebagai salah satu upaya meningkatkan perekonomian dan memperkenalkan budaya lokal dari masyarakat di kawasan danau Sentani, Misalnya kampung Asei, Abar, Puay, dan beberapa kampung yang tersebar di kawasan danau Sentani. Selain itu, Program Paket Wisata ini juga memiliki potensi besar yang harus dikembangkan dan diperkenalkan kepada wisatawan, baik lokal maupun mancanegara guna terwujudnya suatu Industri Pariwisata yang lebih maju, baik dari sisi manajemen pengelolaan maupun Produk Wisata itu sendiri.
Tujuan lain diadakannya paket wisata ini sebagai suatu bahan pertukaran informasi dan studi  pengembangan Objek Pariwisata yang ada di Kabupaten dan Kota Jayapura,  dimana; dari perjalanan wisata yang dilakukan tersebut dapat ditemukan hal-hal yang sangat mendasar baik dari sisi pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Objek Wisata, Pengembangan objek wisata itu sendiri, serta Sarana atau daya dukung yang dapat mendorong tercapainya Industri Wisata yang layak untuk dijual atau memiliki nilai jual.

1.2 Laporan Paket Tour
1.2.1 Kalkhote-Puay-Ayapo-Abar-Putali-Ifale-Asey-Kalkhote
Perjalanan ini dimulai dari dermaga Kalkhote pada pukul 09.30 pagi, kemudian para penumpang naik kapal melalui jembatan dermaga, di dalam kapal Onomi mereka duduk dengan tenang, nyaman, santai, dan menikmati pemandangan serta angin yang bertiup lembut. Mendengar Suara Mesin kapal yang berbising, para penumpang mengetahui bahwa kapal akan segera berlayar. Perlahan-lahan KM Onomi menjauh dari dermaga Kalkhote menuju tujuan pertama yakni Puay. Perjalanan ke Puay memerlukan waktu 40 menit. Selama di perjalanan, beberapa Master Guide, Local Interpreter dan Escort Guide memberikan beberapa informasi mengenai Danau Sentani Secara Umum serta Tempat tujuan yang akan disinggahi. Terlihat di dalam KM Onomi ada 3 Master Guide, 2 Local Interpreter dan 4 Escort.   Seorang Escort Guide juga mendapat tugas memberikan penjelasan umum mengenai kawasan danau Sentani. Sementara  para penumpang mendengarkan dengan serius penjelasan dari salah seorang Escort Guide bernama Theresia Rerung, turut serta seorang turis yang bernama Ms.Kylie Mckenna berasal dari Australian National University adalah  satu-satunya turis yang ikut dalam perjalanan kali ini. Ketika berbincang-bincang, dia mengatakan bahwa ini adalah perjalanan  yang kedua dan dia juga berencana untuk datang lagi pada Festival Danau Sentani tahun depan. Kesan yang ia dapat dari selama  perjalanan ke Puay sambil berkomentar bahwa “Ini Perjalanan Kedua yang paling menyenangkan” karena terdapat Tarian Isolo di atas Perahu yang sangat menarik, juga ada sambutan dengan pemberian  buah kelapa muda dari Khayalo Perahu Pembawa Pesan . Mendengar kesan yang ia ungkapkan telah menunjukkan bahwa terdapat potensi besar dalam setiap Paket Wisata di danau Sentani. Setelah menikmati tarian Isolo di Puay, akhirnya kapal pun berlayar ke Abar untuk melihat proses pembuatan siempe secara tradisional  sekaligus menikmati makan siang. Sebelum perjalanan ke Abar, kapal Onomi melewati Kampung Ayapo. Perjalanan ini cukup memakan waktu yang lama, karena menempuh waktu 30 menit.  Selama perjalanan ke Kampung Abar, Master Guide PaTGom yaitu Kakak Isack Windesi memberikan beberapa penjelasan mengenai kampung yang sedang dituju. Para penumpang memperhatikan dengan seksama mengenai penjelasan tentang Kampung Abar. Seiring kapal Onomi berlayar, para penumpang juga semakin menikmati pemandangan berupa ombak yang berderu-deru dan gunung-gunung yang semakin terlihat serta masyarakat Kampung yang sedang menangkap ikan menggunakan perahu tradisional. Tak terasa akhirnya kapal Onomi pun berlabuh di dermaga Kampung Abar. Satu-persatu  penumpang turun dari kapal dan ketika mereka menginjakkan kakinya di dermaga  penumpang disambut dengan Welcome Drink , dan terlihat betapa senangnya para penumpang yang menerima minuman khas kampung Abar. Setelah itu, para penumpang dibimbing menuju tempat pembuatan siempe traditional oleh Master Guide dan para Escort Guide. Di perjalanan, salah seorang Local Interpreter yaitu, Bapak  Kornelis Modouw menunjukkan bunga Flamboyan kepada para wisatawan. Selangkah demi selangkah para penumpang akhirnya sampai di tempat pembuatan Siempe traditional. Mereka pun, Dipersilakan duduk dan salah tokoh masyarakat yaitu Bapak Naftali Felle selaku Abuakho Abar, memberikan sambutan sebelum akhirnya menikmati makan siang. Setelah itu, para wisatawan melihat-lihat Siempe yang sedang dibuat maupun yang telah siap jual. Dari semua Wisatawan yang ada, terlihat yang paling tertarik dan mulai berburu Siempe adalah wisatawan Mancanegara bernama Kylie Mckenna. Terdapat pula wisatawan lokal yang juga membeli dan menawar Siempe kepada masyarakat Kampung.  Alhasil, banyak barang-barang dari kampung Abar yang terjual. Hal ini membuktikan bahwa Produk tradisional dari Kampung Abar sangat diminati oleh para wisatawan, baik lokal maupun Mancanegara. Setelah para wisatawan menikmati makan siang yang telah disajikan oleh ibu-ibu di tempat tersebut yang telah dilatih oleh Charles Toto selaku Juru Masak dari PJCC ( Papua Jungle Chef Community ). Akhirnya kapal Onomi pun bertolak dari dermaga Abar Menuju Kampung Putali untuk melihat Prosesi Pemakaman dari salah satu Ondoafi dari Kampung Putali. Disana para wisatawan mendapat sambutan yang baik berupa tarian yang menarik, tak lupa pula para wisatawan dihidangkan Snack dan minuman. Selain itu terdapat pula acara Penyerahan kapak batu (Tomako batu) dan Eba (Gelang Manik-manik) sebagai wujud belasungkawa dari Para wanita yang telah dipinang oleh pria dari kampung lain di kawasan danau Sentani. Sekitar 40 menit para wisatawan berada di Kampung Putali, dan telah tiba saatnya mereka untuk melanjutkan perjalanan ke Kampung Ifale untuk melihat Tifa yang telah berumur 199th. Perjalanan menuju Kampung Ifale tidak terlalu lama, hanya menempuh waktu 15 menit. Setibanya di Kampung Ifale, para wisatawan di sambut dengan tarian kreasi baru oleh salah satu sanggar seni. Sekitar 10 menit kami menikmati tarian kreasi baru. Setelah itu, para wisatawan dapat melihat tifa yang dimaksud, bernama Tifa Pulaghoy. Setelah para wisatawan melihat tifa tersebut, mereka kemudian memberikan sumbangan sukarela, dan segera menuju kapal untuk meneruskan perjalanan ketujuan terakhir yaitu Kampung Asey. Akan tetapi, ada 3 orang  wisatawan asing asal Belanda yang ikut numpang tujuan berikutnya. Perjalanan menuju Kampung Asey menempuh waktu sekitar 15 menit. Sesampai di kampung Asey, para wisatawan pun melihat Khombou atau gambar pada ukiran kayu dan berbelanja selama 20 menit.  Setelah itu kami bertolak dari kampung Asey dan kembali ke Kalkhote. Tour End.

3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Pengenalan budaya masyarakat sentani dirasa sangat perlu ditingkatkan dan dilestarikan, karena hal ini dapat menarik para wisatawan asing dan lokal sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Sentani.

3.2 Saran
Berdasarkan Kegiatan Paket Wisata Danau Sentani yang telah berlangsung, kami mengharapkan agar Pelayanan di Kapal Onomi lebih diperhatikan, seperti kebersihan di toilet dan dalam kapal, serta fasilitas yang kurang berfungsi harap segera di perbaiki.
Kami pun menghimbau agar komunikasi antara penduduk dengan pihak PaTGom lebih erat sehingga terciptanya suatu hubungan yang diharapkan.

4. Tour Itinerary  :   Kalkhote-Puay-Ayapo-Abar-Putali-Ifale-Asey-Kalkhote
     Kalkhote-Puay
09.30-10.00
     Puay-Abar
11.00-12.30
     Abar-Putali
01.00-1.30
     Ifale-Asey
02.15-03.00
     Asey-Kalkhote
03.45-04.00

Rian Budiman, Kylie McKenna, and Luna Prasari

                         Chief of Abar : Naftali Felle and  Abuakho : Korneles Modouw

Laporan ini dituangkan kedalam tulisan atas kolaborasi dari kami Escort PaTGom yang mewakili penugasan pada waktu itu yaitu :  Theresia Rerung dan Luna Prasari dari Ex-SMAN 1 Sentani , Satya Tunyanan dari SMP Bonaventura kelas 3 dan  Rian Budiman  dari  Ex-SMAN 1/414 Abepura.
www.lebay.com