PONDOK WISATA SUROBA
KETUA : ALES KOSSAY ( HP : + 6281 2139 55511 )
SEKRETARIS : WILIUS WILIL ( HP : + 6285 2442 77390 )
Sekilas sejarah Suroba dan Dugum dapat dikenal tidak dengan sengaja oleh para antropologi asal Amerika Serikat yang menamakam misinya Harvard-Peabody New Guinea Expedition pada awal Februari tahun 1961, padahal ketika itu Richard Archbold telah mengadakan explorasi botani dan zoologi secara tidak sengaja di Lembah Baliem sejak tahun 1945 dan menamakannya "Shangri La". Nah, Dengan demikian pengaruh dari para antropologi itu pula yang akhirnya pada tahun 1961 mendokumentasikan kegiatan mereka tentang suku Dani, fokusnya di wilayah Dugum Suroba (lihat peta lama) yang diberi judul buku "Garden of War", karya Robert Gardner dan Karl G.Heider, yang sekaligus telah dibuat dalam film dokumenter yang berjudul "Dead Birds". Dan diulaskan pula lebih mendalam oleh Peter Mathiessen akan apa yang terjadi ketika itu di dalam buku "Under the Mountain Wall". Maka dengan melihat beberapa dokumentasi dan pustaka yang ada, seharusnya Pemerhati Pariwisata di Lembah Baliem maupun di Papua harus turut menunjang kelanjutan pengembangan kegiatan Pariwisata khususnya Suku Dani yang fokusnya biasa diadakan di kampung Suroba dan kampung Dugum, yang mana telah di letakan dasar pembangunan pondok-pondok wisata bagi wisatawan mancanegara dan ketika itu sekitar tahun 1980 para senior kita antara lain dari Natrabu Tour pimpinannya Pak Irwan, Insatra Exclusive Tours pimpinanya Pak Rudy Willem (almarhum) serta Pak Sam Chandra (almarhum) dari Chandra Tours & Travel , mereka merasa dan melihat ketika itu banyak tamu yang tertarik untuk mau tinggal lebih dekat dan mendalami kebudayaan serta kegiatan sehari-hari suku Dani. Maka atas dorongan mereka tergeraklah hati kepala suku muda Pua Himan, mulai membangun pondok-pondok sederhana dan sekaligus mengadakan kegiatan-kegiatan budaya antara lain ; Kayou War demonstration dan Pig feast atau acara bakar batu yang diadakan setiap ada kunjungan para turis. Ketika itu kegiatan adat istiadat turun temurun setiap 5 tahun sekali dengan mengadakan Mawi Wedding Ceremony telah selesai dilangsungkan tahun ini dan akhirnya ada kegiatan perang-perangan atau Festival Lembah Baliem yang pernah diadakan sebanyak 3 kali pada tahun 2001, 2002, 2003. Dengan demikian tidak secara sadar bahwa berawal dari generasi pendahulu yang terus melengkingkan teriakan kemenangan tarian Etai sehingga menjadi permulaan dan penerus cikal bakal masuknya kegiatan Pariwisata di Lembah Baliem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar